Sabtu, 10 April 2010

METHOD. Of COMMUNICATION RESEARCH II - QUALITATIF -

HASIL WAWANCARA

1.Mengapa anda lebih munyukai busana berMerk dan apa yang anda harapkan ketika memakainya??
Ayu: “Kalau kita memakai baju bermerk, bawaan kita tu beda cara pakainya pun beda. Kalau pakai baju biasa tu..biasa aja gitu di pakai. Tapi kalo bermerk kita jadi Percaya Diri, dan kalau kita sudah PD aura kita akan keluar dan kalau aura sudah keluar maka semua mata akan tertuju padaku “ .
Dian: “ Bahan dari suatu baju itu tidak bisa bohong. Walaupun dengan warna yang sama model yang sama namun dengan merk yang berbeda entah kenapa baju yang bermerk itu lebih bagus aja di badan. Penampilan itu memang yang utama bagi saya. Saya sering sekali bertemu dengan klien, sehingga sebelum saya bicarapun baju yang saya pakai sudah bicara pada klien..Hi im success im rich and your money is save with me..jadi..sebelum saya bicara hallo mereka sudah percaya terhadap saya. Itu yang saya harapkan ketika memakai bajau-baju bermerk “.

2.Sejak kapan anda menyukai baju-baju bermerk??
Ayu: “ Setiap orang mempunya standar masing-masing. Setiap pendapatan naik pasti standar belanjanya pun naik. Jadi kapan mulai menyukai baju bermerk tentunya setelah mendapatkan pendapatan yang lumayan “.
Dian: “ Sebenarnya sumber inspirasi saya adalah ibu saya, tapi sejak kuliah semakin menjadi karena lingkungan sekitar memang sangat mendukung..Wah..saya berada di dalam lingkungan yang orang-orangnya sangat perduli dengan gaya. Dan pada saat saya sudah bekerja saya dapat menghasilkan uang sendiri, jadi saya makin PD untuk membeli barang barang yang memang saya mampu untuk membelinya. Jadi semakin besar penghasilan semakin naik gaya hidup saya dan semakin mahal baju-baju saya..begitu “.


3. Merk apa saja yang biasa anda beli dan berapa kisaran harganya?
Ayu: “ Saya menyesuaikan dengan pendapatan saya, karena pendapatan saya belum terlalu tinggi tetapi saya menyukai baju-baju bermerk jadi untuk sementara saya masih menggunakan baju yang bermerk standar kisaran harga Rp.400.000-Rp800.000 gitu..contohnya seperti merk executive dan vesperin “.
Dian: “ Busana-busana yang saya kagumi adalah design-design dari ZARA dan GUESS kenapa?? Karena ZARA dan GUESS mempunyai design-design yang exclusive dan amazing. Shoes mereka Blues mereka semuanya tampak amazing. Jadi harganyapun..wajar aja, worth it bagi saya untuk mengeluarkan uang Rp 1.000.000-2.000.000 untuk membeli merk-merk tersebut “.

ANALISIS BERDASARKAN TEORI
Teori Belajar Sosial (social Learning Theory)
Teori ini dikembangkan oleh Albert Bandura seorang psikolog pendidikan dari Stanford University, USA. Teori belajar ini dikembangkan untuk menjelaskan bagaimana orang belajar dalam seting yang alami/lingkungan sebenarnya.
Bandura (1977) menghipotesiskan bahwa baik tingkah laku (B), lingkungan (E) dan kejadian-kejadian internal pada pembelajar yang mempengaruhi persepsi dan aksi (P) adalah merupakan hubungan yang saling berpengaruh (interlocking),
Harapan dan nilai mempengaruhi tingkah laku. Tingkah laku sering dievaluasi, bebas dari umpan balik lingkungan sehingga mengubah kesan-kesan personal. Tingkah laku mengaktifkan kontingensi lingkungan. Karakteristik fisik seperti ukuran, ukuran jenis kelamin dan atribut sosial menumbuhkan reaksi lingkungan yang berbeda. Pengakuan sosial yang berbeda mempengaruhi konsepsi diri individu. Kontingensi yang aktif dapat merubah intensitas atau arah aktivitas
Kepribadian
1. CONSCIOUS | UNCONSCIOUS

Sadar dan tak sadar adalah dimensi yang sejak lama ada dalam teori kepribadian. Para pendukung Psikoanalisis (Freud, Jung, Horney) adalah orang-orang yang menekankan bahwa kepribadian dikontrol oleh proses yang tidak disadari. Sementara Psikologi Aliran Humanisme menekankan pada faktor kesadaran sebagai pembentuk kepribadian (Allport, Rogers, Maslow).

2. HEREDITY | ENVIRONMENT

Pada dasarnya hampir semua teori kepribadian mengakui peran faktor keturunan sebagai penentu kepribadian sseorang. Tetapi kalangan Behaviorist mengatakan bahwa kepribadian dapat dipahami tanpa harus mempertimbangkan faktor genetis dan biologis. Rogers & Bandura menekankan pada lingkungan sosial, dimana kepribadian adalah suatu proses belajar sosial seseorang.
3. ACQUISITION | PROCESS OF LEARNING
Teori Behaviorisme lebih menekankan pada proses belajar yang membentuk suatu kerpibadian, yaitu cara bagaimana suatu tingkah laku dimodifikasi. Dan biasanya teori-teori kepribadian mengakui peran proses belajar dalam pembentukan suatu kepribadian. Walaupun demikian, ada beberapa teorist yang juga menekankan pada acquisition of behavior, misalnya Cattel dan Murray.
4. PAST | PRESENT
Sigmund
Freud adalah pendiri Psikoanalisis yang mengatakan bahwa kepribadian adalah hasil dari bentukan masa lalu, yaitu masa 5 tahun pertama kehidupan. Setelah masa itu, kepribadian hanyalah ulangan atau fiksasi dari apa yang didapat dulu. Dan pandangan ini menjadi pegangan dalam aliran psikoanalisis. Sementara Lewin dan Alport mengatakan bahwa yang terpenting dari kepribadian bukanlah masa lalu tetapi masa kini.

5. PERSON | SITUATION
Dimensi ini menekankan pada proses dimana kepribadian itu terbentuk. Penekanan pada Person berarti kepribadian adalah bentukan dari inner process yang terjadi dalam diri individu, sementara penekanan pada Situation berarti bahwa kepribadian adalah bentukan dari faktor lingkungan sosial dimana individu itu berada. Walaupun demikian ada juga yang menjadikan kedua dimensi itu sebagai dasar pembentukan suatu kepribadian. Fromm & Skinner, misalnya, menekankan pada faktor sosiokultural dalam kepribadian, sementara Sheldon dan Binswanger lebih menekankan pada faktor biologis internal dalam diri individu.

6. HOLISTIC | ANALITIC
Dimensi holistik menyaratkan bahwa suatu tingkah laku hanya dapat dimengerti berdasarkan konteksnya, dan juga segala sesuatu yang dilakukan oleh individu berhubungan dengan fungsi-fungsi fisiologis dan biologisnya. Sementara dimensi analitik berpendapat bahwa suatu tingkah laku bisa saja dipelajari dan didapat secara terpisah dari tingkah laku yang lainnya. Mereka yang beraliran analitik misalnya adalah Lewin dan Binswanger.
7. NORMAL | ABNORMAL
Banyak juga teori kepribadian yang menekankan pada abnormalitas suatu kepribadian. Dengan mempelajari abnormalitas itu maka pemahaman tentang orang normal dapat diperoleh. Perbedaan normal/abnormal dapat dilihat secara kualitatif yaitu melihat seberapa jauh hal-hal patologis dalam kepribadian itu berbeda dari yang normal. Allport dan Cattel, misalnya, menekankan pada orang-orang normal.

Analisis
Berdasarkan dari teori di atas, hasil wawancara menunjukkan bahwa narasumber memang di latarbelakangi oleh bebrapa faktor yang membuat mereka memiliki pola fikir bahwa “ Semakin mahal baju yang mereka kenakan, semakin terkenal merk yang mereka pakai maka tingkat kepercayaaan diri akan secara otomatis meningkat. Ketika kepercayaan diri tersebut sudah meningkat maka yang mereka harapakan adalah perhatian secara khusus dari lawan bicara atau klien “. Dalam dunia bisnis memang sangat di perlukan penampilan yang prima dan exclusive untuk menciptakan kesan wibawa dan menunjukkan kredibilitas seseorang. Untuk itu, dari hasil wawancara di atas berikut saya paparkan beberapa faktor yang melatar belakangi pola fikir narasumber yang sesuai dengan teori Albert bandura :

1. Conscious
Bahwa mereka (Ayu dan Dian) menyadari betul proses pembentukan dan latar belakang kepribadian mereka seperti kalimat Ayu yang mengatakan bahwa semenjak ia dapat menghasilkan pendapatan yang umayan maka pola belanjanya pun juga akan meningkat, atau Dian dengan ibunya sebagai sumber inspirasi dan kehidupan kuliahnya yang membuat dia mulai dan harus mengikuti gaya berpakaian sekitarnya.
2. Environment
Dian yang menyebutkan ibunya sebagai sumber inspirasi memungkinkan adanya faktor keturunan yang mempengaruhinya. Namun yang tak kalah penting adalah faktor lingkungan sosial mereka, seperti kehisupan kampus mereka, lingkungan kerja, jabatan/posisi dalam pekerjaan.
3. Process off learning
Pengetahuan dasar yang di dapat oleh Ayu kemudian dipelajari dengan stimulus-stimulus yang ada di sekitarnya sehingga tercipta pola pikir dan standar yang ia yakini sesuai dengan kemampuannya. Demikian juga dengan Dian, maka tak menutup kemungkinan standar Ayu akan meningkat pada level Dian dan standar Dian akan lebih tinggi lagi ketika pendapatan mereka meningkat.
4. Past / Present Sigmund
Disinyalir kepribadian mereka memang sudah terbentuk dari masa-masa Ayu dan Dian kuliah, maka hal ini hanyalah ulangan atau fiksasi dari apa yang di dapat dulu dengan sedikit tambahan dan perkembangan seiring berjalannya waktu.
5. Person / Situation
Penekanan pada Person berarti kepribadian adalah bentukan dari inner process yang terjadi dalam diri Ayu dan Dian, sementara penekanan pada Situation berarti bahwa kepribadian adalah bentukan dari faktor lingkungan sosial dimana mereka berada yakni lingkungan kerja dan lingkungan sosialisasi mereka.

6. Holistic / Analytic
Dimensi holistik menyaratkan bahwa suatu tingkah laku hanya dapat dimengerti berdasarkan konteksnya, maka pola piker seperti yang di miliki Ayu dan Dian hanya berlaku pada hal-hal yang mereka minati seperti baju-baju bermerk.
7. Abnormal/Normal
Pola piker seperti ayu dan Dian masih tergolong normal karena alasan alasan yang mereka paparkan memang sangat berpengaruh terhadap kinerja mereka. Peningkatan kepercayaan diri, self esteem dan harapan agar klien memberikan respect yang lebih adalah alasan-alasan yang rasional.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar